Bagaimana Memilih Jurusan Kuliah Setamat SMA?
Matimpedia.com-Memilih jurusan di bangku kuliah kalau dipikir-pikir sebetulnya bukan perkara mudah. Pilihan itu menentukan bagaimana nasib kita pasca wisuda. Seringkali pekerjaan setelah lulus kuliah tak selamanya linier dengan jurusan. Bagai langit dan bumi. Tapi berbahagialah kita kalau pekerjaan kita saat ini sesuai dengan jurusan pas kuliah. Maka pilih jurusan sebelum kuliah sebaiknya bukan karena ikut-ikutan, ikut teman, suka-suka, dan sebagainya.
Sering kita lihat fenomena ini kerap gerogoti generasi pelajar SMA kelas XII yang sebentar lagi bakal menyelesaikan pendidikan di jenjang SMA dan lanjut ke Perguruan Tinggi. Hemat saya ada beberapa trend perubahan saat ini baik di daerah, nasional, dan level global yang bisa membantu jadi landasan berpikir dan membuka cara pandang rekan-rekan pelajar SMA kelas XII dalam menentukan jurusan yang mau diambil saat kuliah.
Pertama, ledakan jumlah lulusan Perguruan Tinggi di beberapa sektor pendidikan tertentu mempengaruhi kapasitas lapangan kerja di daerah. Kenyataan ini sering kita jumpai dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 3 (Tiga) tahun terakhir dimana lulusan di sektor pendidikan dan kesehatan sangat banyak yang mengikuti test CPNS sementara kebutuhan tenaga kerja yang disediakan sangat terbatas; Kedua, kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB) tentang pemberhentian tenaga Honorer di lingkup pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Melalui kebijakan tersebut, ASN di lingkup pemerintah daerah hanya terdiri dari PNS dan PPPK. Kebijakan ini membuat lulusan-lulusan Perguruan Tinggi ke depan atau yang tengah mengampuh studi Ilmu Pemerintahan tidak mempunyai peluang untuk bekerja di sektor pemerintahan sebagai tenaga Honorer.
Ketiga, Indonesia tengah memasuki era Bonus demografi dimana kelompok usia produktif usia 15-64 tahun mendominasi sektor dunia kerja. Skill dan keilmuan generasi kelompok usia ini bakal terserap di dunia kerja manakala ada sinkronisasi dengan kebutuhan pasar dunia kerja. Namun tidak akan terserap bila tak sesuai dengan kebutuhan pasar. Maka menentukan jurusan/program studi di Perguruan Tinggi mesti turut mempertimbangkan peluang kebutuhan pasar di daerah hari ini dan ke depan; Keempat, era 4.0 sebagai era dimana skill dan produktivitas manusia dimatikan oleh kuasa teknologi. Beberapa jenis pekerjaan telah diganti dengan teknologi. Pilihan jurusan di Perguruan Tinggi diharapkan dapat pula mempertimbangkan perubahan ini, bila tidak keilmuan yang dimiliki berpotensi tidak terserap di dunia kerja ke depan.
Melihat Perubahan
Tanpa pilihan yang matang dan cermat membaca keadaan, pilihan jurusan di Perguruan Tinggi bakal menyisakan dilema. Ibarat sebuah produk jasa, kita mesti tahu apa yang masyarakat butuhkan saat ini dan ke depan. Walau bukan kebenaran mutlak bahwa jurusan dan pekerjaan mesti berbanding lurus untuk bisa bertahan hidup, tapi minimal kita perlu desain agar jurusan kita bakal terserap di dunia kerja setelah kuliah. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jurusan di bangku kuliah yaitu bila hendak pilih jurusan sesuai passion atau minat tertentu maka pastikan jurusan tersebut dapat memungkinkan kita melakukan inovasi seturut perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. Bila anda belum punya gambaran mau ambil jurusan apa di bangku kuliah, anda sebaiknya membaca fenomena tentang peluang dan tantangan lapangan kerja di daerah. Hal tersebut dapat diperoleh dari guru di sekolah, orang tua, kenalan, pemerintah dan sumber-sumber terpercaya lainnya. Minimal rekan-rekan pelajar SMA kelas XII yang mau masuk ke Perguruan Tinggi punya gambaran sekitar 5-6 tahun lagi dan ke depan anda mau jadi apa dan bisa berbuat apa di masyarakat.
Dalam beberapa literatur soal character building, disajikan seperangkat keterampilan yang mutlak diperlukan memasuki era Bonus demografi dan 4.0 saat ini. Keterampilan itu antara lain critical thinking (kemampuan berpikir kritis), communication (kemampuan berkomunikasi dengan baik), creative (bertindak kreatif), dan collaboration (memiliki kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama yang baik, termasuk membangun networking).
Skill atau keterampilan tersebut tak selamanya dapat kita peroleh dari buku dan literatur bacaan lainnya. Keterampilan itu dapat diasah dengan aktif berorganisasi. Rekan-rekan pelajar yang sebentar lagi akan lanjut ke Perguruan Tinggi saya sarankan untuk berani aktif dan terlibat dalam organisasi, baik intra kampus maupun ekstra kampus. Organisasi adalah sekolah alam selain kampus, tempat kita belajar dan mengasah diri. Sepengalaman saya yang dulu cukup aktif di organisasi baik intra maupun ekstra kampus, latihan-latihan untuk berpikir kritis, berkomunikasi depan orang banyak, berpikir dan bertindak kreatif serta kemampuan bekerja sama perlahan terbangun dalam diri.
Tanpa kita sadari berproses di organisasi membantu bangun mindset, mentalitas, kritis, inovasi, dan daya juang sebagai amunisi ketika kelak kembali terjun ke masyarakat. Bagusnya keterampilan tersebut relevan sebagai syarat mutlak untuk hidup dan berkompetisi di era bonus demografi dan 4.0 saat ini dan ke depan.
* Lulusan Studi Kebijakan Publik, Minat Literasi dan Kajian Pembangunan Desa
Nice post. I learn something totally new and challenging on websites
You’re welcome. Nice to meet you